Panjangnya rantai pasok/distribusi, disebut-sebut sebagai
pemicu utama tingginya harga cabai di Jakarta. Saat ini harga cabai rawit merah
di Jakarta sudah mencapai Rp 70.000/kg sedangkan di tingkat petani hanya Rp
40.000/kg.
Ketua Asosiasi Agribisnis Jawa Timur Sukoco mengungkapkan, pola distribusi cabai dari Jawa Timur menuju Jakarta setidaknya melewati 5 pos.
"Rantai distribusi cabai dari Jawa Timur menuju Jakarta memang cukup panjang. Harus melewati 5 pos," kata Sukoco kepada detikFinance, Sabtu (22/11/2014).
Pos pertama, cabai dari tingkat petani dijual dan dikirim ke pedagang pengepul dengan harga Rp 40.000/kg itu. Lalu dari situ, pedagang pengepul kemudian mengirim dan menjual kembali ke pedagang antar kota.
Tidak berhenti sampai di sana, para pedagang antar kota kembali menjual dan mengirim ke pedagang antar provinsi. Lalu dari pedagang antar provinsi, cabai kemudian dikirim ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Rantai terakhir adalah cabai kembali dijual dari Pasar Induk Kramat Jati masuk ke pedagang pengecer.
Sukoco menjelaskan, dari setiap fase itu, para pedagang mengambil keuntungan 20%. Sehingga, total nilai harga cabai setelah melewati 5 fase itu sebesar 100%. Alasannya adalah, karena pedagang untuk mengeluarkan biaya transportasi dan mengganti kerugian atas biaya susut dan busuk cabai selama di perjalanan.
"Jadi kalau dilihat bukan pedagang yang nakal, tetapi rantainya memang yang cukup panjang ini," cetusnya.
Ketua Asosiasi Agribisnis Jawa Timur Sukoco mengungkapkan, pola distribusi cabai dari Jawa Timur menuju Jakarta setidaknya melewati 5 pos.
"Rantai distribusi cabai dari Jawa Timur menuju Jakarta memang cukup panjang. Harus melewati 5 pos," kata Sukoco kepada detikFinance, Sabtu (22/11/2014).
Pos pertama, cabai dari tingkat petani dijual dan dikirim ke pedagang pengepul dengan harga Rp 40.000/kg itu. Lalu dari situ, pedagang pengepul kemudian mengirim dan menjual kembali ke pedagang antar kota.
Tidak berhenti sampai di sana, para pedagang antar kota kembali menjual dan mengirim ke pedagang antar provinsi. Lalu dari pedagang antar provinsi, cabai kemudian dikirim ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Rantai terakhir adalah cabai kembali dijual dari Pasar Induk Kramat Jati masuk ke pedagang pengecer.
Sukoco menjelaskan, dari setiap fase itu, para pedagang mengambil keuntungan 20%. Sehingga, total nilai harga cabai setelah melewati 5 fase itu sebesar 100%. Alasannya adalah, karena pedagang untuk mengeluarkan biaya transportasi dan mengganti kerugian atas biaya susut dan busuk cabai selama di perjalanan.
"Jadi kalau dilihat bukan pedagang yang nakal, tetapi rantainya memang yang cukup panjang ini," cetusnya.
ANALISIS:
kenaikan harga cabai dipengaruhi oleh:
1. panjangnya rantai distribusi
2. mahalnya biaya transportasi untuk mengganti kerugian cabai yang busuk.
sumber: http://finance.detik.com/read/2014/11/22/111815/2756075/4/begini-panjangnya-rantai-distribusi-cabai-jatim-ke-jakarta-yang-bikin-harga-tinggi?f9911023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar